Puisi Bebas
Januari 2015
Ah
bulan itu..
Ya!
Aku sangat ingat betul bulan itu
Bulan
yang penuh kenangan
Bulan
dimana tangis jadi tawa, dan tawa menjadi tangis
Tiga
puluh satu hari yang penuh makna
Bersama
panas dan hujan didalamnya
Aroma
nafas cinta masih bisa ku rasa kala mengingatnya
Seakan
terbawa ke bulan itu lagi
Bulan
yang akan ku rindukan
Bersama
dia..
Sang
pemeran utama hati ini didalamnya
Ah...
bulan yang aneh..
Bulan
yang selalu memecah permata dipelupuk mata
Kala
ku terlarut terlalu jauh dalam kenangannya
Ah
sudahlah...
Ini
hanya tentang aku, dia dan Januari
Halimatu
Sa’diah
Cibeber,
Juni 2015
Kenyataan Tajam
Pikiran
itu terus saja datang
Menari-nari
dengan koreografi yang tak ku kenali
Menyiksa
batinku secara perlahan
Apa yang ia mau tak aku ketahui
Ku harap ia segera pergi..
Wuusshh!!!
Setiap detik ia menghantuiku
Dengan semua kemungkinan yang
aku takuti
Ia terus saja menggangguku
Kedatangannya sungguh tak aku
harapkan!
Ia datang terbawa satu khayalan
Dan perlahan....
Ia menggeser semua khayal dan
mimpi indah sebelumnya
Ia mengacak-acak semua khayalan
dan mimpi indah yang telah kususun rapi!
Memutar hal yang ku benci di
theater pribadiku!
Semua khayalan dan mimpi indah
yang telah ku bangun..
Kini harus pupus begitu saja!
Dan pergi seiring permata
dipelupuk mata yang terus berjatuhan karenanya
Rasanya badai menghantam begitu
besar
Ketika pikiran itu menuntun
pada kenyataan yang begitu tajam
Rasa sakit akan hantaman badai
itu menjadi semakin besar saja
Seiring kenyataan yang semakin
dekat di depan mata
Ketika rasa sakit itu semakin
memuncak...
Aku berhenti mengungkapkan rasa
sakitku.
Halimatu Sa’diah
Cibeber, 15 Juli 2015
Hujan
Tetesan
air itu..
Turun
begitu saja dari langit
Seketika
banyak orang yang menghardik tetesan tak berdosa itu
Tak
jarang juga terdiam kala ia datang..
Tanyaku..
apa yang ada dalam pikiran mereka?
Apa
mereka sepertiku?
Melamunkan semua kengangan yang
ikut turun dalam setiap tetesnya
Tak jarang mata ini ikut
menurunkan hujannya
Layaknya awan yang tak kuat
lagi menahan bebannya
Lamunan yang begitu panjang
Rekaman semua kenangan itu
Terputar
kembali diderasnya tetesan air yang turun
Ini
khayalanku?
Mengapa
begitu nyata?
Rasanya tetesan air itu menjadi
layar bioskop
Bahkan mungkin jadi panggung
theater
Semua kenanganku terjadi disitu
Semua ini rasanya hanya jadi
tentang aku
Ah tidak, tidak.. aku keliru..
Semua ini adalah tentang aku,
mereka dan hujan..
Halimatu Sa’diah
Cibeber, 26 Juni 2015
0 komentar:
Posting Komentar